Thursday, February 17, 2011

Kakap putih Asam manis


COOKING TIMEEE!!! haha
berdasarkan rasa iseng dan coba2, berikut resepnya:


Bahan:
- Kakap putih


Bumbu
- Bawang Bombay
- Bawang putih cincang
- Daun Jeruk
- Daun salam
- Saos Tomat
- Kecap Manis
- Garam
- Tepung terigu di larutkan
- air



Cara Buat:
1. Sirami ikan dengan air jeruk terlebih dahulu (supaya gak amis)
2. Kukus ikan (biar empuk coooy)
3. Lumuri ikan yang telah di kukus dengan tepung terigu, merica halus, dan garam
4. Goreng ikan dengan sedikit minyak saja lalu sisihkan
5. Tumis bumbu sampai harum dan biarkan mengental (kuahnya dikit aja)
6. Siram ikan dengan bumbu



Selesai!
Selamat mencobaaa :D


"Start your morning with smile and a grateful. Cheer!!" - Andinurfaizah

Wednesday, February 9, 2011

"reduce your complain and start with positive visualization. Keep fighting!"(Andinurfaizah)

Birthday Book


I make special book for my special friend, names Mhiersa in her birthday. I collect birthday greeting from our friend in senior high school, there's also some nice picture in that book :)
So, happy birthday Mhiersa...
(The made that book  in 2009)




 

Sunday, February 6, 2011

Event in Duvan


yippiii!!! great great time when I go to Duvan and there's some event >.<


Friday, February 4, 2011

Kuta Beach, Lombok, West Nusa Tenggara - Indonesia


Some picture when go to Kuta Beach :D



Orientalism Reconsidered by Edward W.Said

Ola olaaa!!! :D
You can download the journal for free by click the title
Happy reading, happy study :)

Info:
Orientalism Reconsidered
Author(s): Edward W. Said
Source: Cultural Critique, No. 1 (Autumn, 1985), pp. 89-107
Published by: University of Minnesota Press

SeaWorld!!!

maen wayang dalem laut. huehueee


pose yang cukup mempermalukan diri di depan orang banyak


glow in the dark. hahaha


where're we now?? >> SeaWorld!!


Nemo?! I find you. hahaha!!


hoooooooooo


senyum2 jijay. haha

Wednesday, February 2, 2011

Sarung Gendongan Boneka


Waktu itu gw lagi nginep di rumah kakak. Walhasil, paginya gw ngalungin sarung Bali sambil duduk-duduk tiap bangun tidur. Kegiatan ini udah beberapa kali gw lakukan dan tiba-tiba ponakan gw yang umur 1th minta minjem sarung gw. Gw mikir aja gitu, anak kecil jaman sekarang gaya bener minta ngalungin sarung Bali juga. Ehh..taunya buat beginian: (Jegeeerrrr!!!!) Mungkin ini efek samping dari ngeliat mbak-mbak komplek di sore hari yang ngasih makanan buat si anak majikan





Tuesday, February 1, 2011

Debaran jantung GIGI

Bermula dari mulut gw yang senat senut. Terasa aneh namun menyiksa. Makan susah, pedih terus ku rasa. haha!
Sepulang dari Bali, gw buru-buru ke dokter gigi di daerah Depok sekitar seminggu yang lalu.

Dokter : "kenapa nih?" (tanya nya dengan lembut. Senyumnya tulus tapi tetep aja bikin gw gemeteran)
Gw : "kayaknya gigi geraham ku bolong dok. Terus bikin dinding mulutku jadi iritasi dan sariawan gede" (ini mah analisis ecek-ecek gw doang!)

beberapa menit kemudian setelah dokter melakukan pemeriksaan..

Dokter : "oh, ini mah nggak bolong. Tapi pertumbuhan geraham kamu yang nggak normal. Mengarah ke dinding mulut dan melukainya. Ini harus dicabut"

JENG JENG! DICABUT?!!?! OH NOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!

Ya maklum, jarang banget gw ke dokter gigi. Terakhir waktu SMA bersihin karang gigi. Terakhir cabut gigi juga pas kecil itupun di cabutin sama bokap.

Gw : "hm, gak ada cara lain ya dok?"
Dokter : "ya harus di cabut. Nanti akan terus seperti ini dinding mulut nya terus luka" (makin lama senyumannya kayak senyum setan. gw ngeri)

Setelah gw mikir-mikir lagi, ya harus di cabutlah sudah si gigi ku itu. Gw paling anti liat jarum suntik.

Gw : "dok, proses apa yang harus dilalui untuk cabut gigi?" (gw nanya lagi. Kalo gw yang jadi dokternya, bakal gw getok pake jarum suntik kalo ketemu pasien macem gini)
Dokter : "nanti di suntik lokal dulu. Nggak sakit kok." (lagi-lagi si dokter senyum saking sabarnya)
Gw : "yawda deh dok, cabut aja. Tapi bisa matiin AC nggak? saya kedinginan." (sumpreett!!! gw makin nyebelin!)

Nggak lama asisten si dokter matiin AC. Dan di mulailah penggerayangan gigi geraham gw yang paling belakang itu. Di mulai dari suntik sana sini di mulut gw. Sakit rasanya, menyiksa jiwa dan jasad! Setelah di suntik menuju pencabutan gigi, gw mulai berulah lagi.

Gw : "dok, ada yang bisa di pegang ga? Saya butuh sesuatu buat di pegang" (WHAT THE HELL!?!?! Kacrut banget deh. Sumpeh, gw pengen make topeng monyet saat itu juga. Mungkin nyokap gw yang ikut dalem ruangan udah gak sudi nganggep gw anak saking malu nya ama dokter)

Si asisten bingung nyariin sesuatu buat gw pengang. Alhasil gw yang bikin alternatif sendiri. Ambil handuk ijo yang tersedia deket kursi pemeriksaan. Setelah itu, gigi geraham gw di tarik pake alat gitu yang gw gak tau nama alatnya apa karena gw MEREM! hahaha!!! pas gw buka mata, gigi gw udah kecabut dan gak berasa. Mungkin karena suntik lokal. Gw jadi ketagihan.

Gw : "dok, gak sekalian bersihin karang gigi nih?!"
Dokter : "belum bisa. Mestinya tadi sebelum cabut gigi. Selasa depan aja dateng lagi yaaa" (masih ramah. bener-bener dokter yang satu ini sabarnya nauju bile!)

Berhubung si dokter akrab ama nyokap gw pas mau keluar ruangan gw curi denger tuh

Nyokap gw : "makasih ya dok, selasa depan nanti dateng lagi" (nyokap gw akhirnya lega juga gigi gw di cabut)
Dokter : "iya bu, sama-sama. Ternyata anak ibu ngocol juga. hahaha"

Emang deh, dokter Indri is the best! Sampai jumpa selasa depan dok!
(ups, sekarang kan hari selasa. Berarti hari ini! haha...)


Monday, January 31, 2011

Luwu, South Sulawesi - Indonesia


Luwu, South Sulawesi, Indonesia - First time I go to this place when I'm still at elementary school. Before going there, my family and I must go to Palopo city and go by jonson (small ship with diesel machine). Beside that route, we can go by car to go to Luwu. But at that time, the road not good enough. Also, there's no electricity. So, if the day going dark we using pelita (small lamp with petrol). But, last day I go there at 2010 conditoin going good. There's no jonson road and replacing by road route also there's electricity in that village.

Share your smile :)

Make a photo shoot with my niece, Elysia Akila Amrin (1 year 7 month)


And this's my niece too from my first sister. My niece names, Helena Victoria Smieszek

Gift Giving in Anthropological Perspective by John F. Sherry, Jr

Here we go! You can find about gift giving (The Gift theory by Marcel Mauss) in Antrhropological Perspective in this journal.
Just click the title and download it for free :)

Info:
Gift Giving in Anthropological Perspective
Author(s): John F. Sherry, Jr.Source: The Journal of Consumer Research, Vol. 10, No. 2 (Sep., 1983), pp. 157-168

Gifts, Commodities, and Social Relations: A Maussian View of Exchange by James Carrier

That's the journal talk about The Gift theory by Marcel Mauss. If you need to make it reference, you can download it for free by clicking the title
Happy reading, happy studying
Enjoy :)

info:
Gifts, Commodities, and Social Relations: A Maussian View of Exchange
Author(s): James CarrierSource: Sociological Forum, Vol. 6, No. 1 (Mar., 1991), pp. 119-136Published by: SpringerStable

Wednesday, January 26, 2011

Saturday, January 15, 2011



"ps: I Leave you"

you're not the reason for me to stuck. Let me find my way to get another things that make me happy. Good bye.

Anywhere


Malangke village-Palopo, South Sulawesi
(Caption: When I'm still primary school maybe in 2001, we need jonson (small boat with diesel machine) from Palopo city. Last time I go to that village in 2010 and there's no waterways. So just land ways and some of the road have using concrete. Most of people in there using wooden house to life although some of them using stone house)







Depok Beach- Yogyakarta (September, 2010)




Anyer beach, Serang-Banten (April 2010)


Thursday, January 13, 2011

Bergerak Lenyap akan suatu yang kelam

Juli 2008

Rheina menatap gantungan hp itu. Kecil dan mungil. Biru bergambar tokoh kartun kegemaran anak-anak. (Doraemon)
Dulu, senyuman selalu menghiasi tatapan Doraemon. Tapi tidak sekarang. Luntur dan Kering.
Hanya asa dan perih yang terlintas saat mengingat berbagai gumpalan kenangan bersama benda itu.
"dulu iya, tidak sekarang" ujar Rheina sembari melepas gantungan itu. Sakit iya, tapi harus. Bukan hanya melepaskannya dari hp namun sekaligus melepas segala memori yang terlekat di hati Rheina.

Januari 2009
Awal tahun baru yang dimulai dengan rasa yang imajiner dan kosong. Untuk sekian kali pipi Rheina basah akan tangisan. Tidak kali ini.
Ia harus bertindak tegas akan segalanya. Termasuk membunuh segala ingatannya akan si doraemon serta orang di baliknya.
Sedih memang tapi tidak mungkin akan terus seperti itu.
"sudahlah" Rheina menghela napas panjang dan meletakkan benda itu ke suatu tempat yang takkan ia lirik lagi.

Pikiran Rheina berkecambuk antara marah dan pasrah. Mungkin sudah takdirnya begini. Mungkin akhir dengan kehadiran "seseorang baru" menjadi segelintir rasa pahit di ujung hubungan. Mungkin Rheina adalah penengah yang akan mengantarkan kekasihnya itu ke tangan yang lain. Tangan yang lebih tepat nan lekat. Rheina mengakui bahwa ini bukan kisah yang kental akan rasa manis. Karena berakhir dengan bisu dan sembilu.
"kepada video yang dibuatkan khusus untukku, buku buatan tangan khusus buatku, lampu doraemon bersama dorami, dan semuanya..terima kasih" sahut Rheina merapikannya dan menyimpannya. "sudah saatnya kalian beristirahat dan bersembunyi untuk waktu yang lama. Sudah lelah kalian bermain di antara senang dan gembiraku"

Rheina terperanjat. Mengucapkan syukur. Bahwa ia masih memiliki berbagai orang di belakangnya. Keluarga dan teman-teman yang tak dapat ia sebutkan satu persatu. Semuanya memiliki peran masing-masing untuk bermain dalam kisah pendek Rheina. Semuanya sebagai protogonis di tengah bagian yang tragis.

"untuk seorang wanita yang sempat menganggap saya adalah perebut lelakimu, ambillah dia. pergilah." Rheina berdeham sejenak. "aku telah memutuskan untuk memilih jalanku sendiri. Sungguh bodohnya aku untuk menunggu keputusan orang lain. Mengharapkan jawaban orang lain. Tidak. Inilah hidupku dan akulah yang putuskan jalanku"

Rheina berjalan pelan, pergi meninggalkan segala pahitnya. "ini akan berubah menjadi manis bila tiba pada waktunya" ucapnya sambil tersenyum getir.


Tuesday, January 11, 2011

Moret (lagi)







sekian galeri kecil2an dari meong photo. haha :D

Malam - 11:27


Bernyanyi di tengah api menyala

Panas dan meleleh di antara gelap yang tajam

Meringkuh tak bertenaga

Seakan aku ingin marah dalam bayangan kosong

Tak ingin aku membuat catatan sejarah hidup yang penuh kemurkaan

Protes akan keadaan semu – tak nyata

Bersembunyi di gunung penuh semak perdu pun takkan mampu…

Takkan mampu membangunkan catatan yang kian lelah akan kehidupan

Berjuang dalam putihnya bait dan baris

Tak mampu lagi aku mengandalkan tangan kuat itu

Begitu rapuh dan lemah... bahkan hanya untuk menorehkan tulisan-tulisan kecil

Gemercik yang kian lenyap semakin buat pita suaraku tercekik

Kuatnya nada kian layu dan kelu

Layaknya sebuah catatan kosong tanpa perjuangan

Langit seakan memberi wajah berbeda..begitu datar tanpa sahutan

Begitu sayup dan tak terdengar

………………

Mati

Hembusan terasa semakin pelan dan tak terasa manisnya – hambar

Kalut

Ketenangan hanyalah menjadi sebuah risau dalam alunan yang berbeda

Ya, berbeda…


Jiwa yang rayu - patetis - tragis

Untuk sayap-sayap biru bening dan mudah retak

Disitulah aku memanggilmu..

Saat dinamika kian riuh dan tak berarti

Untuk secangkir kopi dingin tak beraroma

Tak pekat dan tak lekat akan nilai keadilan

Begitu luntur nan lentur akan sebuah kepiawaian

Untuk sebuah nadi-nadi tak berdarah

Aliran yang terhenti akan cinta dan mesra

Miris mengiris tak berdaya

Terlena… (pasrah)

Untuk bunga tak berkelir

Letih akan rona

Bias tak berarti..

(saat langkah tak tertuju, tempat penuh dengan buku, riuh lalu lalang di sebuah kota berpolusi)

Wednesday, November 24, 2010

Kota Seni - Kota Sedih



Oke, mengapa gw bilang kota seni - kota sedih?

bukan karena acaranya yang sedih. melainkan membuat gw menjadi kesepian sejenak.

waktu itu gw jadi dokumentasi buat acara kota seni dan acara sempat terhenti karena hujan lebat yang mengguyur kampus UI Depok. Alhasil artis-artisnya tampil rada malem.
Gw inget banget waktu itu jam 10an kalo gak salah si Adhitia Sofyan tampil dengan lagu "galau" nya itu.


"I’ll be looking at my window seeing Adelaide sky.. Would you be kind enough to remember"

gw berdiri di samping panggung buat ngambil gambar dan kebetulisan emang stage ini kosong. Kebanyakan penonton dan para juru foto berada di depan. Pas banget si doi nyanyi dan bikin gw semakin galau, gw jadi kicep seribu kicep. Saat itulah gw ngerasa kesepian banget di mana kondisi lagi capek dan gak ada siapa-siapa di samping gw kecuali..........orang pacaran yang berdiri tepat di samping gw. Siaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal!!

Liat mereka yang mesra-mesra anget apalagi gerimis kan, bikin pengen gw kentutin aja tuh! mana di samping stage sepi lagi. bikin gw semakin sedih dengan kesendirian. gw cuman meluk-meluk si meong aja (kamera gw). hix hix T__T

Tuesday, November 9, 2010

On the Way..

Di mulai dengan aku yang bimbang...
diam dan hanya duduk di tempat




dan terkadang merasa bodoh untuk memasang topeng (?)




bahkan aku menghabiskan waktuku..
mungkin untuk yang kesekian kali
detiknya terus bejalan bukan?
tapi tidak dengan pikiranku..seakan sirna





lalu, apakah aku dapat menghentikan laju jarum panjang dan pendek?
(tidak..)


Soreku bicara dalam bisu



Hujan baru saja turun beberapa menit lalu. Aku duduk di bangku taman menikmati udara sore yang mulai cerah di antara dedaunan yang basah akan rintikan air. Sayup-sayup ku kurasa. Rambut ikalku berhembus pelan dan kembali ku menatanya tuk membuatnya rapi (kembali). apa yang kalian pikirkan ketika tau aku duduk di bangku taman ini? menunggu seseorang? Tidak. aku hanya duduk untuk menghela napas sore, rasa yang bisu, dan pikiran yang kelu. Raut wajah ku datar kawan, entah mengapa seperti mati rasa saja aku ini. ku harap ada pelangi datang untuk menemani ku sore ini dan ternyata ia tak hadir. Hanya angin memelukku dengan erat meski dingin. Apa yang membuatku demikian kosong? Tolonglah Tuhan, aku ini bukan makhluk lemah yang rapuh hanya karena masah sepele (kata siapa sepele ya? Hahaha)

Semua datang silih berganti seperti baju bekas dan baju baru. Ada yang baru dan ada yang dibuang. Persis sekali kan? Aah..aku tak ada ide lagi untuk memisalkannya. Meski ruwet ingin ku buatnya jadi singkat dan mudah dipahami. Tapi sepertinya jawabannya tetap tidak. selama berbicara mengenai manusia, ini semua serba tak pasti dan tak mutlak. Relatif dan dinamis — tak konstan.

Redup aku memikirkannya. Layaknya sang guru bertanya pada murid yang belum belajar. Jawabannya asal dan cenderung salah (biasanya begitu). Sungguh aku tak marah dengan kondisi yang demikian klise. Karena aku yang patut menyalahkan diriku sendiri. Menyalahkan aku yang begitu pasrah terhadap kondisi stagnan ini. hahaha!! (aku menertawakan diri ku sendiri. Kalian setuju?)

Bukankah ini semua adalah konstruksi pemikiranku sendiri? Bukankah aku yang menafsirkan semua ini? bukankah aku yang memahami ini semua? Bukankah hanya aku yang mengerti akan kondisi ku sekarang?

Oke, jadi tidaklah layak aku menyalahkan orang lain (memang tidak akan seperti itu – semoga). Rasa susah dan senang itu kan aku yang merasakan. Aku yang menafsirkan itu bernama “kebahagiaan” dan “kesedihan”.

Aku menghirup udara agak dalam dan merenggangkan otot sejenak. Baiklah, biarkan saja aku berkemelut dengan pikiran ku sendiri. Biarkan aku berbalerina bersama angin sore. Biarkan aku menjadi tontonan langit sore tak berpelangi. Biarkan aku menertawakan diri ku sendiri. Dan biarkan aku bercinta dengan soreku yang tak berujung…