Tuesday, January 11, 2011

Jiwa yang rayu - patetis - tragis

Untuk sayap-sayap biru bening dan mudah retak

Disitulah aku memanggilmu..

Saat dinamika kian riuh dan tak berarti

Untuk secangkir kopi dingin tak beraroma

Tak pekat dan tak lekat akan nilai keadilan

Begitu luntur nan lentur akan sebuah kepiawaian

Untuk sebuah nadi-nadi tak berdarah

Aliran yang terhenti akan cinta dan mesra

Miris mengiris tak berdaya

Terlena… (pasrah)

Untuk bunga tak berkelir

Letih akan rona

Bias tak berarti..

(saat langkah tak tertuju, tempat penuh dengan buku, riuh lalu lalang di sebuah kota berpolusi)

No comments: