Sunday, November 4, 2012

Mencari Rasa yang ke-100

Beberapa minggu belakangan ini, teman-teman yang saya sayangi bermunculan hadir dengan cerita yang sama. Mungkin secara kebetulan, atau entah apa. Berturut-turut saya mendapat sebuah benang merah, dengan cerita dari masing-masing pihak yang beragam. Benang merahnya, tidak lain adalah "putus cinta". Terdengar menggalau atau pasaran di antara kita semua, bahkan bagi orang yang sedang membaca tulisan ini. Tapi saya ingin sekedar "sharing" dan mengungkapkan apa yang saya rasa dan pikirkan.

Adalah sebuah kesamaan antara orang yang jatuh dan sakit cinta. Keduanya adalah BUTA. Seseorang yang demikian sayangnya, akan tertutupi dari rasa yang benar-benar sakit. Partner adalah sosok sempurna di mata. Sebaliknya, seseorang yang sedang merasakan sakit, akan benar-benar buta merasa menjadi orang paling menderita, sial, ataupun apes. Tak jarang pula saya bertemu dengan orang yang mengasihani dirinya karena merasa sakit akan hubungan yang dijalani. Misalnya, "kasian ya gw". Meskipun terdengar ringan, tapi secara implisit menunjukkan bahwa kita sedang mengasihani diri sendiri.

Taukah kita? Bahwa rasa sakit dan senang adalah rasa yang dibuat oleh diri kita sendiri?
Tahukah kita? Bahwa rasa bahagia adalah kita yang menciptakannya?
Tak banyak dari kita, mungkin saya, ataupun Anda yang membaca tulisan ini, menyalahkan orang lain karena merasa sakit ataupun tidak bahagia. Sumber bahagia mengacu pada "setting mind". Bagaimana kita mengatur pola pikir kita sendiri untuk merasa bahagia. Orang lain hanyalah menjadi hingar bingar, sekedar lewat, seperti iklan - intermezzo. Sedangkan kita, adalah pemeran utama yang independen.

Ya, mencari rasa. Seperti halnya mencari partner sampai mendapat rasa yang pas dan klop. Pas rasa manis, asin, asam, pedas, dan segala macam rupanya. Komposisi terasa mantap di lidah dan ingin menetapkannya sebagai rasa yang cocok bagi Anda. Pada akhirnya, ketidaknyamanan dan kesenangan akan rasa-rasa, adalah sebuah "setting mind" yang bermain dalam kepala Anda sendiri.  

2 comments:

Giska Adilah Sharfina Saputra said...

kyaaa gw juga nih lagi broken heart ahhaha

uda kaa buru nulis buku dehh dg topic itu. banyak narasumber nihh :p

romi eka putra said...

benar juga :)